• belajar sehat untuk anak

    ANAK SEHAT BUGAR SIAP BELAJAR
    Kesiapan anak untuk belajar tergantung pada berbagai faktor. Disamping
    kemampuan kognitif, kemampuan fisik memegang peran cukup penting. Anak harus
    cukup baik kesehatannya, agar tidak sering absen karena sakit. Lebih dari itu anak harus
    juga cukup bugar, agar dapat berkonsentrasi dalam menangkap dan merespon pelajaran.
    Semua hal diatas tidak terlepas dari kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi oleh
    anak. Tingkat kesehatan, kebugaran, dan asupan gizi anak merupakan unsur utama yang
    harus dipertimbangkan dalam membina kesiapan fisik anak untuk belajar.
    Tingkat kesehatan anak tergantung dari asupan gizi, kebersihan, dan perilaku
    sehatnya. Asupan gizi harus mencukupi baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
    Sarapan pagi perlu dibudayakan pada anak-anak untuk menjaga agar kadar glukosa darah
    tetap normal selama jam sekolah. Penjagaan kadar glukosa sangat penting untuk
    menunjang daya konsentrasi anak. Apabila kadar glukosa darah turun, metabolisme otak
    terganggu, dan anak merasa lapar dengan gejala gelisah, gemetar, serta mengeluarkan
    keringat dingin. Saat istirahat merupakan saat yang baik bagi anak untuk menjaga kadar
    glukosa darah dengan menambah asupan gula atau karbohidrat yang lebih kompleks,
    seperti misalnya roti, jagung, nasi, atau mie.
    Perlu pengawasan dari pihak sekolah agar makanan yang dijual di warung sekolah
    terjamin kebersihan dan kualitas gizinya, serta terbebas dari zat yang berbahaya. Apabila
    anak terpaksa jajan diluar, sarankan untuk memilih makanan yang terbungkus. Membawa
    bekal makanan dari rumah akan lebih terjamin kebersihan dan nilai gizinya. Perlu
    dipikirkan oleh pihak sekolah untuk menyiapkan tempat yang layak bagi anak untuk
    makan dari bekal atau dari jajannya. Tanamkan kesadaran dan wawasan anak untuk
    selalu makan dengan prinsip empat sehat lima sempurna setiap hari. Minimal satu macam
    lauk harus selalu ada pada setiap kali makan, seperti misalnya daging, ikan, telur, tahu,
    dan tempe. Demikian juga dengan sayur mayur dan buah. Jangan hentikan kebiasaan
    anak untuk minum susu.
    Kebersihan diri dapat dimulai dengan mandi, gosok gigi, dan keramas yang benar.
    Kulit, gigi, dan rambut merupakan indikator kebersihan seseorang. Pakaian, terutama
    pakaian dalam, harus bersih dan selalu ganti setiap kali mandi. Dimulai dari kebersihan
    diri, anak dituntun untuk peka terhadap kebersihan lingkungan. Debu, sampah, air bersih
    dan limbah harus menjadi perhatiannya. Sekolah perlu menyediakan alat-alat pembersih
    dengan jumlah cukup, dan mengusahakan agar segala ruang termasuk WC tetap selalu
    bersih. Sekolah merupakan tempat ideal untuk membiasakan perilaku hidup bersih dan
    sehat pada anak. Terlebih lagi usia SD merupakan usia peka untuk pembentukan sikap,
    kepribadian, dan perilaku.
    Kebugaran jasmani anak perlu dibina melalui mata pelajaran pendidikan jasmani
    dan kesehatan. Disamping itu, saat istirahat merupakan saat strategis untuk membina
    kebugaran anak, sehingga tingkat kesehatan, tumbuh kembang, dan daya konsentrasi
    anak akan terdukung. Biarkan anak bebas bergerak, berlari, memanjat, meloncat, dan
    bermain sesuai dengan minat dan kemampuannya. Lahan cukup luas dengan fasilitas
    yang merangsang gerak anak perlu diusahakan, seperti misalnya: jaring-jaring panjat,
    balok titian, bar untuk menggantung, dan bola berbagai warna. Daya tahan jantung paru,
    kekuatan dan ketahanan otot, kelentukan, keseimbangan, kecepatan, dan koordinasi
    merupakan unsur kebugaran yang perlu disasar dalam membina kebugaran jasmani anak.
    Hasnan Said (1974) mengnjurkan agar anak umur 5 hingga 8 tahun diberi kesempatan
    untuk bermain bebas dan berkelompok selama 4 jam kumulatif, sedangkan anak umur 9
    hingga 11 tahun, diberi kesempatan bermain selama 3 jam setiap harinya.

0 komentar:

Posting Komentar